Minggu, 20 Maret 2011

Trio Ndagel

Di malam yang dingin, ketika bintang-bingtang bertaburan. Aku ambil hand phone jadulku. Aku pijit-pijit tombol-tombolnya. Di situ aku ketikkan sms "di/jan, besok sekolah pake jaket pastel semua ya," Semua sahabat terdekatku aku ajak mengenakan jaket yang sama denganku. Waktu itu aku berniat mengajak mereka bersenang-senang agar menjadi kenangan terindah kami di waktu SMA. Sebentar lagi kamu akan lulus. Aku ingin dua sahabat terbaikku Adi Nugraha, Fahriannoor Himawan
akan selalu mengingatku di waktu mereka dewasa kelak. Dan aku akan menraktir mereka esok hari.

Daun tertiup angin dan tersinari cahaya terang. Sekarang ini daun merasakan kebahagiaannya, dan merasa keberadaannya di butuhkan oleh yang lain dan tak menjadi sekedar kompos.

Siang hari yang cerah. Dimana sinar matahari begitu teriknya. Dan Angin sepoy membawa kesejukan udara siang itu. Daun Muda kini benar-benar kokoh di tangkainya.

Dua sahabat terbaikku itu telah stand by di depan mushola. Wah ternyata aku keluar paling belakang di antara mereka. Sudah lah tak banyak bicara kami bergegeas mengambil motor yang dengan setia menunggu di bawah terik siang itu. Untung lah sepedah Noor di bawah atap. Sehingga tidak kepanasan. Kami bertiga mengenakan jaket yang sama. Setiap kami lewat orang-orang melihat kami seakan artis papan atas peraih 100 piala oscar(hahaha macak mlete).
Adi bilang akan pulang sejenak, akhirnya aku dan Noor menunggu di rumah Noor. Sambil menunggu aku memainkan game yang ada di hand phone Noor, tankermania. Setelah cukup lama menanti akhirnya Adi pun datang. Setelah ini mulailah ke onaran kami.

Cahaya yang terik membantu daun berfotosintesis. Udara bersih memenuhi semua kebutuhan fotosintesis yang di lakukan daun.

Kami awali langkah kami menuju warung soto di jalan Dr. Sutomo. Ditengah keroncongan perut kami ternyata, sotonya habis. Agar tidak begitu kecewa kami mengatakan kami datang nggak mau beli kok, kami mau cuci piring(bercanda). Waduh aku langsung teringat warung soto di depan SMA N 1 Bjn. Kami langsung bergegas kesana. Tanpa pikir panjang aku memesan tiga porsi soto.
The Three Ndagle

Aku memesan teh hangat, Adi memesan es teh dan Noor hanya memesan es batu. Kami memang benar-benar onar, 6 kursi kami bawa ke trotoar dan memakan soto di trotoar. Para pejalan kaki banyak yang melihat kami makan, kami hanya menganggap mereka fans-fans kita. Dengan tenangnya kami makan soto ayam makanan khas Lamongan itu.

Daun semakin riang ditengah terpaan sepoi angin dan terik matahari.

Makan dengan jaket yang sama dan di trotoar, dan tempat yang cukup ramai. Sunggauh sangat menarik perhatian. Tapi itu semua kami abaikan. Kami berniat ingin bersenang-senang siang ini. setelah usai makan, kami bergegas menuju bravo. Di tengah perjalanan kami melakukan ke onaran lagi, di tengah lampu merah kami berhenti di tepat marka paling depan. Aku dan Adi melakukan tos di sana, mungkin orang-orang menganggap kami ini orang lebay atau alay atau apalah kami tak mempedulikannya. Sampai lampu sudah hijau kami di bel dari belakang. Sesampai di Bravo aku langsung menuju ke stan tempat jualan jam tangan. Di sana banyak jam menarik, aku bingung mau membeli yang mana. Setelah lama memilih, dan aku meminta refrensi dari teman-temanku. Akhirnya aku memilih sebuah jam tangan hitam keren.

Matahari semakin tergelincir menuju senja elok.

Setelah kami sibuk memilih arloji, kami menuju ke salemba. Di sana ada gantungan kunci menarik dan kalung-kalung yang nggak kalah keren, sayangnya aku fikir lebih baik uangku kubaut senang-senang bersama temanku daripada membeli sesuatu yang hanya menyenangkanku saja. Dan Noor melihat ada kartu bridge yang terbuat dari plastik, dan dia membelinya. Setelah berputar-putar tak jelas di Salemba, kami menuju ke game fantasia, aku telah membawa empat koin, Adi ku beri satu Noor ku beri satu. Kami main balapan, ternyata Noor tidak sampai finish, aku mencoba geme yang sama ternyata nasibku lebih parah lagi, Adi mencoba memasukkan koinnya ke sebuah mesin game tak disangka malah keluar banyak koin dari mesin itu, sekitar empat buah koin keluar cuma-cuma, unting sekali Adi siang itu.

Indahnya senja matahari yang hangat, dan angin sepoi menjadikan daun-daun bergoyang riang.

Adi mencoba game yang sama denganku dan Noor, ternyata dia untung lagi, dari kami bertiga hanya dia yang sudah sampai finish. Aku masih belum puas main game itu, akhirnya aku membeli koin lagi, di sana banyak cewek-cewek bersama yang juga main game. Adi mengajakku main hokey, aku terima tantangannya. Kami bertanding cukup sengit. Aku kemasukan terlebih dahulu, Adi bermain begitu kasar, bola hokey yang disodoknya terbang bagaikan piring terbang ciiiieeeesss menyerempet sedikit saja di kepala seorang anak kecil. Pertandingan yang begitu sengit diakhiri dengan kekalahanku, aku harus takhluk dengan Adi 3-6. Noor mencoba menghadang Adi di puncak klasemen sementara. Ternyata hasilnya juga sama dia kalah 4-6. Aku terpuruk di dasar klasemen.

Hari itu membawa sejuta kenangan manisku bersama The Three Ndagle , semoga saja itu juga menjadi kenangan yang indah untuk sahabatku.


Adi Nugraha
Bojonegoro,11 maret 1992
SMAdaBo'11, XII-IS-1
Adi The ndagle




Fahriannoor Himawan
Bojonegoro,24 januari 1993
SMAdaBo'11, XII-IS-1
Noor The ndagle




Assayid Muhammad Haqqi Annazili
Bojonegoro,27 februari 1993
SMAdaBo'11,XII-IA-1
Assa The ndagle

0 komentar:

Posting Komentar