Sabtu, 28 April 2012

Indahnya Pantai


Ketika angin berhembus laksana pusaran angin, meniupkan kesegaran dan membelai hati seorang yang memandang jauh ketengah lautan. Dia termenung melihat laut, sepertinya banyak sekali kejadian yang begitu membuatnya bingung. Apakah kini laut sudah tak bersahabat denganku. Begitulah gumamnya dalam hati. Bingung dengan semua pikiran yang berkecamuk di otaknya.

Seseorang hidup di dunia bersama dengan orang-orang lainnya, tak ada yang bisa hidup sendiri. Tapi kebanyakan masyarakat kita hanyalah berfikir bagaimana mereka bisa hidup keesokan harinya. Tidak ada yang pernah melihat sekelilingnya, bagaimana mereka bisa menjadikan orang lain bahagia. Tak hanya dikalangan masyarakat. Bahkan di kalangan organisasi-organisasi yang ada di Negara kita, semuanya saling memecah belah keadaan negara, tak pernah berfikir. Kalau saja kita ini bersatu, maka kita bisa lebih maju dari keadaan kita yang sekarang ini.
Burung-burung berterbangan di atas laut, menambah semburat warna yang dapat dilihat disana. Betapa indahnya laut itu. Coba saja jika hanya air, ataupun jika hanya burung, pasti semua ini akan terlihat biasa saja. Pasti hanya menjadi satu warna dan terlihat hampa.
Perbedaan ideologi, perbedaan pemahaman, perbedan tujuan, politik, keinginan individu dan keputusan yang diambil berdasarkan nafsu semata. Semua itu yang biasa menjadi alasan orang untuk meninggalkan orang lain. Banyak orang yang beranggapan, jika aku ini berhasil ini karena diriku sendiri. Sangat sedikit yang beranggapan kalau aku begini karena keberhasilan diriku dan kita bersama. Bahkan banyak yang berfikir kalau adanya orang lain sebagai pengganggu hidup mereka.
Pepohonan rindang meneduhkan pantai yang panas itu. Terlihat nyiur melambai tertiup angin. Bersama lembutnya angin, bersama derap ombak yang terus menemani anak tadi bercengkrama dengan indahnya pantai. Bebatuan karang berdiri dengan kokoh, pasir yang terombang-ambing senada dengan ombak, dan air laut yang berderap membentuk ombak begitu indahnya. Ditengah-tengah sana terdapat anak yang dari tadi tetap bingung memandang indahnya laut itu. Kenapa tak bisa seperti ini, begitu fikirnya.
Banyak orang dengan cara pandang berbeda, ada orang yang tegas, berpendirian kuat, orang yang bisa mempngaruhi orang lain, orang yang mudah terpengaruh oleh orang lain dan sebagainya. Tetapi mereka selalu mengurung diri mereka. Andai saja mereka berfikir kalau bersama itu indah. Terlebih kalau kekuatan kebersamaan mereka menjadi satu. Lihat saja karena bersatu Negara kita bisa merdeka, karena bersatu banyak orang bisa lebih berguna. Dan karna bersatulah, perbedaan yang ada ini menjadi tidak berarti.
Sejuknya air pantai ditengah lingkungan yang panas, seakan dua keadaan yang sangat kontras. Pohon kelapa menjatuhkan buahnya, dan anak tadi menghampiri buah kelapa yang jatuh tadi. Dia memecah buah kelapa yang jatuh, dan meminum airnya, begitu manis dan segar air kelapa itu. Dia sempat berfikir bagaimana buah kelapa bisa manis ditengah keadaan lingkungan yang asin. Manisnya buah kelapa menambah manisnya isi pantai itu. Tetap saja, dia merasa semua yang ada di hadapannya belum bisa menjawab apa yang ada difikirannya.
Terkadang ditengah masyarakat yang hanya bisa memikirkan diri mereka, terdapat juga orang-orang yang peduli dan mengerti bagaimana bisa membahagiakan orang lain. Tetapi ironisnya,  orang-orang yang peduli itu berada ditempat yang malah dianggap aneh oleh orang lain. Keadaan ini sangat memprihatinkan, padahal sebenarnya orang yang seperti itulah yang dibutuhkan oleh orang-orang saat ini. Terkadang orang yang berbaik hati seperti  itu malah dianggap menyeleweng dan tak sejalan. Entah apa yang menyebabkan hal itu, yang jelas hal ini sangat riskan.
Hewan buas datang menghampiri orang tadi. Merusak keindahan pantai saat itu. Orang itu lari terpontang panting meninggalkan lokasi tempatnya melihat pantai tadi. Hewan itu mengejarnya, dan dia kehilangan pemandangan indah yang sedari tadi dilihatnya.
Keadaan sosial di Negara kita, tak terlepas dari pengaruh ideologi dari Negara lain, terlebih dari Negara-negara barat. Mereka mempunyai ideologi kapitalisme yang mengutamakan keuntungan diri sendiri tanpa melihat bagaimana orang lain mereka jatuhkan. Sayangnya, masyarakat di Negara kita memandang hal ini sebagai sesuatu yang patut mereka contoh, dan mereka bangga melakukan apa yang mereka contoh itu. Lihat saja anak muda pada zaman sekarang, kepedulian mereka terhadap orang yang tidak mampu sangatlah kurang. Bahkan ketika mereka berkumpul dengan orang yang tidak mampu, mereka merasa jijik dan tidak sepadan dengan mereka. Belum lagi mereka yang seperti itu membentuk suatu golongan yang dapat membatasi mereka dengan orang lain.
Anak itu terengah-engah dan masuk ke dalam rumah, tempat ia menginap. Akhirnya ia mendapatkan jawaban dari apa yang merisaukannya sedari tadi. Keindahan yang dilihatnya tadi, tercipta dari suatu kumpulan warna yang berkumpul menjadi satu. Sedangkan apa yang ia dapat saat ini, warna itu tercerai-berai. Warna hitam berkumpul dengan warna hitam, putih dengan putih, hijau dengan hijau, dan seterusnya. Sehingga warna yang terlihat indah tadi tidak terlihat indah lagi, karena warna tadi telah tercerai-berai.
Masyarakat yang hanya mementingkan diri sendiri hanya memandang keberhasilan itu dari dirinya sendiri. Tidak bisa memahami apa esensi dari keberhasilan itu. Mereka tidak pernah tahu bagaimana bisa mendapatkan hasil yang lebih besar apabila dilakukan dengan kebersamaan. Banyak orang, banyak pikiran, banyak pendapat, akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Lihat saja, apabila semua itu dilakukan seorang diri, maka hasil yang dia dapat tidak akan maksimal. Pemikiran dan pendapat yang dilakukan seorang diri, tidak akan ada koreksi yang membangun dari kesalahan yang dibenarkan oleh orang lain atau pengkoreksi itu tadi. Oleh karena itu, daripada mementingkan sikap individualisme selayaknya kita mempererat persatuan dan kesatuan supaya kita dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Huwaaaaaaaaa...........

Posting Komentar