Selasa, 08 Maret 2011

Gugurnya Daun Muda

Minggu sore, sore yang awalnya begitu indah. Ketika tunas daun muda baru mulai tumbuh dan belajar menjadi kuat. tunas daun itu terus mendapat suntikan semangat dari anggota tubuh pohon lainnya.


Sore itu dengan penuh semangat aku mencoba untuk menumbuhkan lagi semangat yang hampir habis berguguran. Udara terasa begitu segar di sore yang cukup hangat. Setelah ku persiapkan semua, aku teringat janjiku pada seseorang untuk membelikan apa saja yang dia pinta. Aku berfikir, apa cukup uang segini, ah untuknya apapun aku berikan. Dengan penuh semangat aku bangkit dari tempat dudukku dan bersiap untuk berangkat ke kota, menuju kost-kosanku. Jantungku berdebar, ingin melihat senyum wajah orang itu.

Aku menunggu bis di depan gang rumahku. Tiba-tiba hujan turun membasahi rambutku. Tak ada Yang mengira hujan akan turun, karena sore itu terlihat cerah dan terasa hangat. Aku berfikir, apakah ini pertanda jika aku tidak boleh berangkat menemuinya. Ah tidak aku hiraukan.

Di atas bis wajahnya selalu aku bayangkan. Bis terasa cepat. Aku kirim pesan singkat pada temanku agar dia mau mengantarku kerumah seseorang tadi. Dia bilang oke. Akhirnya sampai juga bis ke terminal. Seperti biasa aku sudah menitipkan sepedahku di dekat terminal. Beberapa langkah dari bis, hand phone jadulku bergetar. Aku lihat ternyata ada pesan singkat yang berbunya"Sa, aku sore ki ape enek acara lekuarga. awakmu wes berangkat to urung. Tapi adikku nak umah og". Semangatku runtuh seketika. Aku coba utuk menganti jadwal agar tetap terlaksana rencanaku. Aku sangat ingin melihat lagi wajahnya yang lama tak ku lihat. Akhirnya aku disuruhnya menunggu di kost.

Aku menuju tempat temanku yang aku suruh mengantar tadi berada. Dia ternyata tak bisa keluar jika terlalu larut. Tapi ternyata disana ada teman terbaikku lainnya. Ternyata dia siap mengantarku.

Akhirnya aku menuju ke Kostku. Secepatnya aku menuju kekamar mandi. Setelah mandi dan siap, ternyata orang yang aku nanti tadi belum pulang dari acara keuarganya. Aku semprotkan minyak wangi sebanyak-banyaknya ke tubuhku. Aku menuju ke masjid dekat rumahnya. Temanku ku telpoh, katanya aku disuruh ketempatnya, dia akan memboncengku. Aku tanya orang tadi, ternyata dia belum pulang.

Sambil menunggu Aku putuskan untuk ikut temanku mengerjakan tugas sekolah, aku sambil mencopy tugasnya.

setelah semuanya usai, ada lagi halangan aku menemuinya. Dia bilang dia tak mau jika tidak dengan adiknya. Dan ternyata adiknya minta dijemput di rumah temannya. Tanpa berfikir panjang aku meuju rumah orang tadi. Hujan turun lagi. Apakah ini pertanda jika aku benar-benar tak boleh menemuinya. Aku terus menerjang hujan. Sesampai di sana dia mau aku ajak menjemput adiknya.

Setelah berputar-putar mencari tempat. Kami memutuskan untuk membeli bakso. Sepatah katapun tidak dia ucapkan untukku.

Setelah kami selesai juga begitu. Ah hatiku seakan tak kuat.

Aku putuskan untuk pulang. Dia tak mengucap sepatah katapun. Bahkan di persimpangan jalan terakhir dia tak mengucap salam perpisahan untukku. Padahal seharian daun muda berjuang untuk tumbuh, akhirnya dia gugur lagi.

Paginya dia akan berangkat ke luar kota untuk melanjutkan study. Aku mengiriminya pesan singkat. Dia tak mengucap slam perpisahan denganku. membalas pesanku saja tidak. Aku tak di anggapnya sama sekali. Mungkin benar apa kata orang dia terlalu baik dan terlalu indah untukku, dan aku tak pantas untuknya.........

0 komentar:

Posting Komentar