Sabtu, 21 Juli 2012

Terbang Tertiup Angin

Daun terjatuh karena tiupan angin yang menggoyangkan ranting yang rapuh. Daun pun terbang entah kemana, terbawa angin hingga jatuh ke sungai an mengalir deras. Seakan tak tau jalan, higga akhirnya...

Aku teringat perjalananku  bersama seorang temanku ke sebuah taman nasional. Waktu itu aku tak tau harus apa, kemana, bagaimana, siapa yang ditemuin,dan apayang harus aku lakukan. Sesampai di taman nasional itu aku langsung ke pantainya. Subhanallah indah sekali pemandangannya disana, sampai tiba waktu malam, yah aku tak dapat tumpangan buat kembali keluar dari taman nasional. Mulai saat inilah cerita ini ku mulai.



Sampailah daun kesuatu tempat yang tak dia kenal, dia bingung melihat sampah-sampah organik menyerupainya, ada yang berwarna kunng, ada yang masih hijau, ada yang bahkan tak berbentuk sama sekali. Daunpun mempelajari, apa saja yang terjadi, dia tau kalau diapun akan juga merasakan hal yang sama dengan yang ada disekitarnya. Lalu...

Akhirnya aku ditangkap oleh polisi hutan karena aku tak memiliki izin untuk menginap di sana. Setelah aku dintrogasi, akhirnya aku diizinkan buat tidur di mushola di tengah hutan itu. Meski sediit mencekam hawanya, tapi aku sudah terbiasa dengan hal itu, yang membuatku tak bisa tidur bukanlah karena aku takut dengan daerah itu, hal-hal mistis yang terkenal di daerah itu, tapi karena suara monyet dan lutung yang bercengkrama dengan keluarganya di pepohonan.

Daun terbang lagi tertiup angin, jatuhlah dia di tumpukan daun tembakau yang harganya mahal. Ya dia merasa malu dan tak berguna dia sadar daun tembakau akan dibeli dengan harga mahal. Tetapi secara tak disengaja dia bertemu orang yang menghisap rokok, iya dia faham dan dia tahu jika daun berharga mahal itulah yang dibakar, iya dia dibuang bersama abu rokok yang tercecer di tempat sampah. Terus...

Dan keesokan harinya aku diantar keluar dari taman nasional oleh para polisi hutan yang telah menangkapku semalam. Setelah aku berterimaasih padanya aku berjalan di tepian jalan, tak kusangka aku sampai di sebuah pasar. Dan disana terdapat banyak orang kaya cantik tampan dan lain sebagainya bersuka cita sambil berelanja. Akupun berfikir di dalam hati, betapa enaknya oran-orang kaya itu, mereka bisa membeli apapun yang mereka suka tanpa harus peduli dengan orang lain. Yah, di sana akupun merasa tak berguna dengan tak menghasilkan apa-apa. Tapi setelah beberapa saat aku melihat seseorang yang juga terlihat kaya. Dia terlihat bingung dan tak tau jalan. Akupun berhenti untuk melihatnya, sesaat stelah itu aku melihatnya bertengkar dengan seorang wanita, oh ternyata tak mudah jadi orang kaya, begitu gumamku dalam hati.

Setelah lelah aku berjalan aku berhenti di sebuah masjid, iya masjid yang sepi, disana terpampang papan pengurus  masjid. Agar aku tak seperti tamu yang tak sopan akhirnya aku putuskan untuk menelpon contact person yang ada di papan itu. setelah aku meminta izin, ada dua orang pedagang datang, mereka hendak melakukan sholat dan beritstirahat. Dari percakapan yang aku dengar, betapa beratnya orang tua itu mencari uang, terlihat susah payah sekali, keletihan yang seakan diesankan oleh wajah kedua orang tersebut, seharian berjualan hanya beberapa saja yang laku, di bis pun aku melihat para pedagang asongan, pengamen terlihat begitu letih. Setelah aku melewati perjalanan itu akupun pulang, sesampi di kotaku aku melihat para pekerja perbaikan jalan yang terlihat menguras tenaganya hanya untuk selembar dua lembar rupiah.

Karena semua pemandangan dan pengalamanku tadi aku menjadi teringat akan wajah polos yang juga tegar. Yang terus berjuang siang dan malam buat aku. Ketika aku butuh da di tak punya dia mencarinya dan berusaha mengadakan semua kebutuhanku. Aku sempat meneteskan airmataku karenanya. Aku teringat kerja keras ayah bunda untukku dan dengan mudahnya aku menyia-nyiakannya.

Dari semuanya, beratnya perjalananku, pengalam bertemu orang kaya, pengalaman melihat dua pedagang yang bercengkrama, pengalaman melihat pekerja jalanan. Aku jadi tersadar, aku harus bersungguh-sungguh membahagiakan mereka. dan tak lagi membuat mereka kecewa

...Akhirnya, setelah terbang jauh daun itu kembali tertiup angun dan terjatuh di bawah pohonnya. Dan akgirnya dia terurai disana dan semua unsurnya kembali diserap oleh pohon.


0 komentar:

Posting Komentar