Sabtu, 09 April 2011

Beribu Bintang, Hanya Satu yang Paling ber Cahaya

Beribu bintang di langit, hanya satu yang sinarnya dapat aku rasa. Malam terasa indah jika di taburi bintang, apa lagi bintang yang bersinar melebihi lainnya. Terbaring ku di antara beribu bintang itu. Ku pandangi satu yang terlihat sangat berkilau. Disana jauh di sana, aku ingin sekali menggapainya, tapi terasa tak mungkin.



Kata yang tak mungkin terlupa, dan sangat sulit terlupa, terucap dari seorang setengah bijak hahahaha "Tak ada kebahagiaan sempurna tanpa tetesan air mata" seakan kata-kata itu memberiku sayap untuk bisa terbang meraih bintang yang ku impikan itu.


beribu bintang di langit, ku tak bisa mencari yang lain yang seindah dia

Mendung menutupi malam selanjutnya, aku tak bisa melihatnya kala itu. Seakan dia tak mau ku petik dari atas sana. Semakin lama semakin pekat, tak terlihat sama sekali, jarak sudah membentang jauh, ditambah terhalang mendung membuatku semakin kehilangan asaku. Ingin ku terbang mengambilnya, tapi apa daya, sayapku tak mampu meraihnya. Dia terlalu tinggi hingga ku tak dapat meraihnya. Dia terlalu indah dan terlalu bersinar, hingga ku terlalu silau melihatnya. Dia terlalu hayal untuk ku miliki. Tapi aku tetap bisa melihatnya, meski jauh dan tertutup mendung, karena sinarnya telah terrefleksi dengan jelas di hatiki. Dan ketika aku didekatnya, ku tanya bintang itu, maukah kau ku petik. Dia berkata padaku. Ku ingin jadi sahabatmu saja, aku sudah memilih tempat jatuh lainnya.

Entah apa yang ku pikirkan, seakan aku tak terima dengan kata-kata itu. Padahal seharusnya jika aku benar-benar menyayangi bintang itu, aku harusnya bisa melepasnya dan membiarkannya terbang dan lepas jauh. Munkin sinarnya yang terlalu terang yang menyilaukanku untuk mencari jalan yang benar. Seakan aku tersesat di alam anganku.

Terangnya bintang membuatku tak bisa berbuat apa-apa. Padahal semua orang telah meneduh i ku dari terangnya sinar bintang itu, semua orang terus menyemangatiku agar aku bisa bangun dan tak terlalu terperosok menuju jalan yang penuh kesesatan. Bahkan bintang itu sendiri telah menamparku untuk membangunkanku, tapi aku tetap saja tak bisa bangun. Seakan tubuhku rela untuk terjatuh lebih dalam lagi.

Dan entah sampai kapan aku terus berangan meraih bintang ter indah itu.....

0 komentar:

Posting Komentar