Minggu, 17 Juli 2011

Bintang jutaan tahun cahaya Part I

Perjalanan panjang membawa sejuta harapan bertemu dengan bintang-bintang yang indah di langit luas. Untuk menggapai semuaanya, daun yang terbang membawa sejuta harapan itu menyanyi. Agar nyanyianyya didengar oleh sang buintang yang ada di langit sana. Dan dia berharap pada sang angin agar pesannya tersampaikan dan berharap agar angin menjaga amanahnya mengantarkan nyanyian daun sampai ke bintang.


Malam itu aku merasa sepi, aku pijat perlahan hand phoneku. Aku memikirkan sejumlah kata yang tepat untuk ku kirim pada seorang teman yang aku sendiri tak pernah melihat wajahnya. Dia kuberi pesan singkat berupa puisi cinta tentang perasaanku pada temannya. Aku tak tau apakah itu ada manfaatnya atu nanti kan sia-sia saja. Pastinya aku hanya ingin menghapus kegalauanku. Stelah beberapa lama aku bersmsria dengannya, dia berkata padaku jika ternyata orang yang aku cinta itu mengatakan sesuatu kata dalam sebuah pesan singkat, yang mana kata-kata itu sangat membakar telingaku.

Cahaya bintang membuatku silau hinggaku buta karena cintanya.. Tak kusangka dia mengatakan kata-kata yang seakan dia sangat mmbenciku, dia mengucap kata yang di benakku dia tak mungkin mengucapnya. Yah mungkin karen dia risi karena keberadaanku atau mungkin memang itulah sifat aslinya, tapi yang jelas dia telah menghujatku, menghujt di belakangku, hal yang sangat aku benci. Apapun yang dilakukan sorang padaku jika itu dilakukan di depanku aku takkan terlalu benci, tapi itu dilakukan di belakangku. Aku merasa terluka saat itu. Seakan dia yang ku cinta adalah orang yang tak berguna.

Dua pusaran badai mengelilingiku, hanyut dan lenyap aku kedalamnya... Kebencianku padanya seakan makin parah. Aku tak lagi mengirim kata-kata sapaanku padanya lagi. Tak selang beberapa hari setelah itu adalah pengumuman hasil tes nasional mesuk perguruan tinggi negeri. Hatiku berdegup kencang, menanti pengumuman itu. Paginya aku ikut adikku pergi mengantarnya ke daerah yang sangat pelosok di atas gunung. Perjalanan pagi itu adalah perjalanan palig buruk sepanjang sejarah hidupku. Mungkin pengantar lainnya memang punya sikap sosial yang kurang dari keturunannya. Terbukti seluruh keluarganya kurang asik berbahasaanya, dan sikapnya pada orang lain. Waktu itu masih sangat pagi. Ibuku menyuruhku untuk makan sarapan, tapi aku menolak dan membuang nasiku. Aku langsung berangkat. Di perjalanan aku hanya terdiam, karena aku tak terlalu kenal para rombongan. Entah sopirnya tak sengaja, entah sengaja, atau entah memang dari sananya tercipta sebagai sopir yang somplak karena lebih memilih jalan yang hancur di banding jalan yang nyaman untuk dilewati, aku menggerutu di dalam hati, semoga ini dibalas dengan senyumku engan mendapat hasil yang mmuaskan dalam te masuk perguruan tinggi. Ternyata setelah pengumuman aku mendapat kehancuran lagi di hatiku. Ternyata aku tak di terima. Awalnya aku ingin marah dan bersdih, tapi setlah aku mencerna dalam fikiranku, aku tak jadi marah

Memanjat pohon yang sama untuk kedua kalinya tapi pohon telah tumbuh menjadi pohon yang besar...

Tak tau harus berbuat apa, tapi yang jelas aku sangat sedih, tapi dalam hatiku bekata ini yang terbaik. Lalu aku ingat sebuah judul lagu yang pernah diputar temanku ketika belajar bersama. Aku mendownload lagu itu, lagu berjudul Insya Allah yang inyanyikan oleh Maherzain itu telah menginspirasiku. Aku kembali bersemangat setlah mendengarya. Aku kembali mwncoba untuk bangkit dari keterpuruanku. Aku mncoba mlupakan hal yang telah merenggut kebahagiaan dari benakku. Aku beteriak sejenak sekeras-kerasnya, mencoba melupakan kesedihanku. Stelah itu aku kembali bangun. Tak kusangka temanku yang dulu menjauh kembali mau beteman dnganu, dan tak ku sangka entah apa yang membatnya untuk datang kembali, citaku meminta maaf padaku, padahal aku tak pernah membalas hujatannya, tak pernah marah padanya, tapi aku ak teralu menghiraukan urusan cintaku. Karena mimpiku masih belum usai. Aku masih banyak bejuang lagi.

4 komentar:

una mengatakan...

ing jaman semono

assanet mengatakan...

ooohhh maaann...

una mengatakan...

shock cakk...hoho

assanet mengatakan...

siapa yg shock?

Posting Komentar