Never Give Up

Suatu ketika ada ustazd yang ber cerita kepada santri-santrinya. Begini ceritanya..........Jika ada seseorang anak yang memiliki keinginan yang sangat kuat untuk pergi sekolah di luar negeri. Anak itu bertekat akan berusaha semampunya. Anak itu adalah anak yang cukup cerdas. Di kelas dia selalu mendapat rangking pertama. Tak hanya itu anak itu juga sangat taat beribadah. Puasa sunah dia kerjakan, shalat malam tak
pernah absen. Dia selalu berbakti kepada orang tuanya. tidak hanya itu orang tuanya juga mendukungnya, tiap malam mau menyisihkan mimpi indahnya untuk bangun mendoakan anaknya. Tapi mereka hidup di keluarga yang kurang mampu. Orang tuanya orang yang tak berkecukupan. Tapi walaupun dia adalah orang yang tak berpunya dia ingat bahwa Allah tidak tidur.

Lalu pada saat dia lulus SMA ada tes di suatu perguruan tinggi di luar negeri. Anak itu semangat sekali. Semakin mantap saja ibadahnya. Dia makin sering shalat sunah. Doa diminta kepada semua orang terdekatnya, guru-gurunya, temannya, kakek-neneknya, terutama kedua orang tuanya. Semua dimintai doa. Waktu harinya tiba di perjalanan dia selalu memanjatkan doa kepada Allah agar dia bisa lolos dan berhasil menuju impiannya. Dia mengerjakan soal dengan mudahnya. Di dalam mengerjakan soal dia tak pernah lupa berzdikir kepada Allah. Setelah bel tanda akhir dibunyikan dia keluar ruangan. Waktu pas shalat Zduhur. Dia menuju mushola sekolah tempat seleksi itu lalu dia shalat dan tak lupa berdoa untuk kelolosannya. Para panitia mengatakan bahwa pengumuman diumumkan seteah ISHOMA(istirahat sholat makan). Lalu dia menuju ke gedung tempat makan. Dan dia makan bersama peserta lain. Setelah makan dia menuju keluar gedung menunggu di dekat mading pengumuman. Setelah menunggu pengumuman pun di tempelkan. Setelah penguman itu ditempel apakah yang terjadi? Apakah anak itu lolos?

Setelah ditempel dia mencari namanya mengurut dari atas kebawah. Pertama mengurutkan namanya tak ia temukan, dicariah lagi. Masih belum menemukan, sampai tiga kali. Dia berfikir ah mungkin karena berdesak-desakan hingga tak bisa menemukan. Dia menunggu tempatnya kosong. Setelah para peserta lain pergi dia mencarinya lagi. Danternyata apa yang terjadi. Dia tak juga menemukan namanya tertulis di papan pengumuman. Dia begitu terpukul dan begitu sedih. Dia sangat terpuruk atas hasil itu. Lalu dia pulang

Setelah tiba di rumah dia ahnya bisa mengatakan pada orang tuanya jika dia tidak lolos. Tapi walaupun begitu dia masih beribadah kepada Allah. Dia yakin Allah bersamanya. Dia tak pernah putus untuk shalat malam.

Lalu di saat itu ada pendaftaran menjadi tenaga kerja keluar negeri. Dia mendaftar kesuatu negara tempat sekolah impiannya. Dia di tugaskan di sebuah pantai. Orang tuanya selalu mendoakannya di rumah. Dia pun tak pernah lupa berdoa. Suatu ketika ada profesor dari sekolah yang dia impi-impikan mengadakan tes praktikum menguji kemampuan para pekerja di pantai itu. Dia dites oeh orang itu dan ternyata dia mendapat hasih sebagai anak yang cerdas. Lalu oleh profesor itu dia disuruh mengikuti lagi tes untuk tahun depan. Dia mengikutinya dan pulang ke tanah air lagi. Lalu dia mengikuti tes dan profesor tadi datang ke tanah air untuk mengetes sendiri dan anak tadi langsung dianggap lolos oeh profesor tadi. Dia sangat bahagia. Daam hatinya dia mengatakan ini adalah jawaban dari semua doaku selama ini. Dan akhirnya dia sekolah di sekoah idamannya. Baru semester pertama dia mampu menjadi asdos(asisten dosen) padahal biasanya yang mampu menjadi asdos minimal semester tiga rata-rata di sekolah itu. Itulah jawaban dari orang yang tak pernah menyerah dan selalu taat dan percaya kepada Allah.